TEORI IPA TENTANG TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA


        Telah dijelaskan sebelumnya bahwa ilmu pengetahuan terbentuk dari hasil perpaduan antara pengamatan dengan penalaran, kebenaran yang dihasilkan ilmu pengetahuan juga bersifat relatif, artinya tidak mutlak dan selalu dapat diperbaiki atau digantikan oleh hasil penelitian yang lebih akurat.

        Tingkat kebenaran ilmu juga bertingkat, yaitu mulai dari “hipotesis” pada tingkat yang paling rendah sampai dengan “hukum” pada tingkat yang paling tinggi. Secara bertingkat kebenaran ilmu adalah sebagai berikut : pertamaadalah hukum (misalnya hukum Archimedes mengenai tekanan terhadap benda dalam zat cair, yang selanjutnya dijadikan dasar bagi pembuatan kapal laut). Setingkat lebih rendah adalah Teori (misalnya teori terbentuknya gunung berapi atau teori terbentuknya galaksi). setingkat leih dari teori adalah hipotesis. Suatu hipotesis akan menjadi teori jika telah terbukti kebenarannya.

        Pendapat mengenai terbentuknya alam semesta baru merupakan teori yang meskipun sudah banyak penelitian, namun masih tetap pada tingkat teori saja. Pada dasarnya ada dua teori tentang terbentuknya alam semesta, yaitu :

  1. 1.  Teori keadaan tetap (Steady-state theory)
        Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi kesempurnaan yang menyatakan bahwa alam semesta di manapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Dengan demikian teori ini secara ringkas menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk (lahir), tumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati. Jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya. (tanpa awal dan tanpa akhir).

        Dengan diketahuinya kecepatan radial galaksi-galaksi menjauhi bumi yang dihubungkan dengan jarak antara galaksi-galaksi dengan bumi dari hasil pemotretan satelit, maka disimpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut bergerak menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis spektra yang menuju ke panjang gelombang yang lebih besar yaitu menuju merah, yang hal ini sering dikenal dengan pergeseran merah. Dari hasil penemuan ini menguatkan bahwa alam semesta selalu mengembangkan (ekspansi) dan menipis (kontraksi). Dengan demikian harus ada “ledakan” atau “dentuman” yang memulai adanya pengembangan.

  1. 2.  Teori Ledakan (Big-bang Theory)
        Teori ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar sekali dan mempunyai berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Massa itu kemudian berserak mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun massa yang berserak itu berbentuk kelompok-kelompok galaksi yang ada sekarang. Mereka terus bergerak menjauhi titik pusatnya. Teori ini didukung oleh kenyataan dari pengamatan bahwa galaksi-galaksi itu memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama.

No comments:

Post a Comment